NARASI21.ID (BOALEMO) – Masalah kesehatan jiwa menimbulkan dampak sosial yang cukup besar bagi remaja.
Dampak ini dapat dilihat antara lain dari meningkatnya angka kekerasan baik di rumah tangga maupun di masyarakat umum, bunuh diri, penyalahgunaan napza (narkotika psikotropika dan zat adiktif lainnya), sampai pada masalah di pendidikan, yang dapat mengurangi produktivitas secara signifikan.
Gangguan jiwa yang paling banyak ditemui adalah gangguan mental emosional yang terdiri dari gangguan depresi dan cemas. Gangguan ini dapat dengan mudah dikenali dan dideteksi dini.
Dijelaskan penanggung jawab program Kesehatan Jiwa Puskesmas Paguyaman, Meistifiani Karim, S.Kep, Ns., proses pelaksanaan kegiatan ini dengan mewawancarai tiap siswa dengan rentang umur 11-18 tahun dengan menggunakan metode kuisioner yang ada, tiap siswa akan di scan NIK menggunakan barcode yang secara otomatis data mereka akan langsung masuk ke google form.
“Kegiatan Deteksi Dini Kesehatan jiwa merupakan upaya penemuan kasus gangguan jiwa secara dini oleh tenaga kesehatan yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelayanan dasar lainnya,” jelasnya
“Sehingganya kami dari Puskesmas Paguyaman melaksanakan kegiatan Deteksi Dini Kesehatan Jiwa atau skrining kejiwaan pada siswa dan siswi di setiap sekolah yang ada di wilayah kerja Puskesmas Paguyaman,” kata Meistifiani, Jum’at, (17/02)
Lebih lanjut, Kepala Puskesmas Paguyaman, Zulha J.A Pakai, S.ST, M.Kes., hasil skrining kejiwaan akan disampaikan ke pihak sekolah.
“Apabila hasil deteksi ditemukan ada siswa yang bermasalah kesehatan jiwa, maka didiskusikan kepada kepala sekolah untuk intervensi tindak lanjut, atau dapat di rujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat yang mempunyai tenaga kesehatan terlatih kesehatan jiwa,” imbuhnya
REDAKSI – M. NANTO